|
Tenda Darurat |
Kearah
utara menuju kaki gunung sembalun terlebih dahulu kami memeriksa peralatan
sebelum naik, seperti memeriksa minyak motor karena di atas sana tidak ada
orang yang berjualan minyak bensin, pada saat kami memanjat, kami sedikit
mengalami kesulitan terpaksa kami istirahat sejenak dan berpoto-poto, di tempat
kami istirahat sudah ada terasa suhu dingin, karena di tempat istirahat pertama
kami ini adalah sudah berada di ketinggian Paha Gunung Sembalun.
Ditengah
perjalanan menuju puncak, mengenai peristirahatan kami yang kedua suhu dingin
sudah semakin terasa karena tempat peristirahatan kami kedua ini sudah berada
di ketinggian Punggung Gunung sembalun, di saat kami menuju puncak nah
disinilah tempat yang tersulit di jangkau karena jurang-jurangnya yang tinggi,
memang untuk melihat hal yang indah mesti harus menyakitkan terlebih dahulu
seperti kata pepatah “Berakit-rakit dahulu berenang-renang
ketepian–Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian”, tapi kalo saya
menyebutnya “Tempat Surga jalan Neraka”.
Setelah
kami sampai di puncak sambil menunggu teman kami yang masih mogok di jalur
neraka kami sempat untuk mengambil gambar, saat berada di puncak terbayarlah
sudah kelelahan kami itu, dengan pemandangan Alam yang begitu indah dan Suhu
yang begitu dingin mungkin inilah rasanya di Negeri Eropa, kami sangat terkesan
dengan semua ini. Setelah kami puas makan dan bermain-main dipuncak kini
saatnya untuk turun ke desa Sembalun Lawang, di Gubuk Desa Sembalun di
kelilingi Gunung-gunung yang hijau, Masyarakat Sembalun banyak menanam tanaman
Rempah-Rempah, Sayur-Sayuran, Stroberry Dll. Sembalun adalah tempat pertanian
terbesar di Pulau Lombok, karena di area sembalun adalah hasil dari sebaran
vulkanik letusan Gunung Rinjani ribuan tahun lalu yang subur, cuaca yang
mendukung dan katinggian yang tepat merupakan primadona tempat menghasilkan
tanaman yang amat sangat subur.
Kami
memilih jalan pulang kearah utara, sesampai di sembalun Bumbung kami di guyur
hujan, terpaksa kami berhenti sejenak dan bendirikan tenda darurat di pinggir
jalan, tak sadar kami hari sudah sore saat kami berteduh didalam tenda disana
sudah jam-4 dan alhamdulilah hujan hanya tinggal gerimisnya saja, dan kami
melanjutkan perjalanan, sesampai di Bayan kami sudah memasuki waktu jam-6, jadi
kami tidak ada sempat untuk berkunjung kemasjid Tua yang ada dibayan. Kami
menghabiskan waktu merayakan tahun baru di Senggigi.
|
Puncak Sembalun |
|
Kaki Gunung Sembalun |
|
Puncak Gunung Sembalun |
|
Puncak Gunung Sembalun |
|
Puncak Gunung Sembalun |
0 opmerkings:
Plaas 'n opmerking