Nature Video


Pengerajin Tenun Lombok

Kegiatan nyesek ini memang sudah menjadi tradisi sejak zaman dahulu. Bahkan, nyesek menjadi mata pencaharian utama suku Sasak


Kerajinan Ketak Lombok

Kerajinan ketak adalah semacam rumput pakis yg banyak tumbuh liar dihutan tropis. yg selanjutnya diolah oleh masyarakat Lombok


Pisau Pemaje Lombok

Pemaje bukan kategori senjata tajam. Sekedar sebagai alat pendukung keperluan rutinitas harian. Bukan fungsi tikam layaknya keris maupun belati khas tradisional lainnya.


Gendang Beleq

Gendang beleq merupakan salah satu seni musik yang dimainkan oleh banyak orang atau biasanya berjumlah kurang lebih 20 orang.


Peta Nusa Tenggara Barat

Indonesia sebagai salah satu Negara perairan terbesar di dunia memiliki beberapa pantai indah yang tidak hanya indah sebagai tempat wisata tapi juga menjadi syurga bagi para peselancar.

Woensdag 05 Junie 2013

Taman Loang Baloq

Bagi warga Lombok mendengar kata "Loang Baloq" pasti langsung kepikiran sebuah makam/kuburan. Yuph Makam Loang Baloq memang sudah terkenal, karena merupakan makam para penyebar agama Islam di Pulau Lombok jaman dulu kala.

Akan tetapi yang satu ini adalah nama tempat rekreasi, yaitu Taman Loang Baloq, yang berlokasi di Jalan Lingkar Selatan sebelah barat, di pinggir pantai daerah Tanjung Karang. Lokasinya lumayan dekat dari pusat kota Mataram.

Tiap sore lokasi ini selalu ramai oleh pasangan pasangan muda yang sedang dimabuk asmara. Memadu kasih di berugak berugak yang disediakan. Oh indahnya dunia.

Secara pribadi saya sangat menyukai konsep taman loang baloq ini. Ada kolam yang besar, dilengkapi beberapa berugak di berbagai sudut, ada permainan anak anak (seperti di TK), ada Mushola nya juga. DAn yang paling penting lokasinya di pinggir pantai. Bisa sekalian menikmati indahnya sunset.

















Air Terjun Segenter

Air Terjun Segenter letaknya di Dusun Kumbi Lombok Barat, keberadaan air terjun ini sangat jauh dari pedesaan, membutuhkan waktu berjam-jam untuk sampai disana karena air terjun segenter berada dalam tengah-tengah kawah yang lebat, untuk melintasi lintasan yang ekstrim, penuh lumpur, dan lebar jalannya kurang lebih 1 setengah Meter sehingga air terjun ini menjanjikan panorama yang sangat unik, dimana sisi-sisi tebing air terjun membentuk sebuah ukiran, seperti di ukir oleh seorang professional.
Kata penduduk dari dusun kumbi di daerah air terjun ini terdapat dua misteri, yaitu adanya manusia hijau yang muncul pada hari jum'at, tapi saat kami pergi pada hari sabtu.
Dan misteri kedua adanya ikan Tuna putih, yang paling jarang di temukan, percaya atau tidak ini mitos dari warga setempat waktu kita kesana juga tidak ada misteri satupun yang kami temukan.

























Saterdag 04 Mei 2013

Bau Nyale

Pada zaman dahulu di pantai selatan Pulau Lombok terdapat sebuah kerajaan yang bernama Tonjang Beru. Sekeliling di kerajaan ini dibuat ruangan - ruangan yang besar. Ruangan ini digunakan untuk pertemuan raja - raja. Negeri Tonjang Beru ini diperintah oleh raja yang terkenal akan kearifan dan kebijaksanaannya Raja itu bernama raja Tonjang Beru dengan permaisurinya Dewi Seranting.
Baginda mempunyai seorang putri, namanya Putri Mandalika. Ketika sang putri menginjak usia dewasa, amat elok parasnya. Ia sangat anggun dan cantik jelita. Matanya laksana bagaikan bintang di timur. Pipinya laksana pauh dilayang. Rambutnya bagaikan mayang terurai. Di samping anggun dan cantik ia terkenal ramah dan sopan. Tutur bahasanya lembut. Itulah yang membuat sang putri menjadi kebanggaan para rakyatnya.

Semua rakyat sangat bangga mempunyai raja yang arif dan bijaksana yang ingin membantu rakyatnya yang kesusahan. Berkat segala bantuan dari raja rakyat negeri Tonjang Beru menjadi hidup makmur, aman dan sentosa. Kecantikan dan keanggunan Putri Mandalika sangat tersohor dari ujung timur sampai ujung barat pulau Lombok. Kecantikan dan keanggunan sang putri terdengar oleh para pangeran - pangeran yang membagi habis bumi Sasak (Lombok). Masing - masing dari kerajaan Johor, Lipur, Pane, Kuripan, Daha, dan kerajaan Beru. Para pangerannya pada jatuh cintar. Mereka mabuk kepayang melihat kecantikan dan keanggunan sang putri.

Mereka saling mengadu peruntungan, siapa bisa mempersunting Putri Mandalika. Apa daya dengan sepenuh perasaan halusnya, Putri Mandalika menampik. Para pangeran jadi gigit jari. Dua pangeran amat murka menerima kenyataan itu. Mereka adalah Pangeran Datu Teruna dan Pangeran Maliawang. Masing - masing dari kerajaan Johor dan kerajaan Lipur. Datu Teruna mengutus Arya Bawal dan Arya Tebuik untuk melamar, dengan ancaman hancurnya kerajaan Tonjang Beru bila lamaran itu ditolaknya. Pangeran Maliawang mengirim Arya Bumbang dan Arya Tuna dengan hajat dan ancaman yang serupa.

Putri Mandalika tidak bergeming. Serta merta Datu Teruna melepaskan senggeger Utusaning Allah, sedang Maliawang meniup Senggeger Jaring Sutra. Keampuhan kedua senggeger ini tak kepalang tanggung dimata Putri Mandalika, wajah kedua pangeran itu muncul berbarengan. Tak bisa makan, tak bisa tidur, sang putri akhirnya kurus kering. Seisi negeri Tonjang Beru disaput duka.
Kenapa sang putri menolak lamaran ? Karena, selain rasa cintanya mesti bicara, ia juga merasa memikul tanggung jawab yang tidak kecil. Akan timbul bencana manakala sang putri menjatuhkan pilihannya pada salah seorang pangeran. Dalam semadi, sang putri mendapat wangsit agar mengundang semua pangeran dalam pertemuan pada tanggal 20 bulan 10 ( bulan Sasak ) menjelang pagi - pagi buta sebelum adzan subuh berkumandang. Mereka harus disertai oleh seluruh rakyat masing - masing. Semua para undangan diminta datang dan berkumpul di pantai Kuta. Tanpa diduga - duga enam orang para pangeran datang, dan rakyat banyak yang datang, ribuan jumlahnya. Pantai yang didatangi ini bagaikan dikerumuni semut.

Ada yang datang dua hari sebelum hari yang ditentukan oleh sang putri. Anak - anak sampai kakek - kakek pun datang memenuhi undangan sang putri ditempat itu. Rupanya mereka ingin menyaksikan bagaimana sang putri akan menentukan pilihannya. Pengunjung berduyun - duyun datang dari seluruh penjuru pulau Lombok. Merekapun berkumpul dengan hati sabar menanti kehadiran sang putri.

Betul seperti janjinya. Sang putri muncul sebelum adzan berkumandang. Persis ketika langit memerah di ufuk timur, sang putri yang cantik dan anggun ini hadir dengan diusung menggunakan usungan yang berlapiskan emas. Prajurit kerajaan berjalan di kiri, di kanan, dan di belakang sang putri. Sungguh pengawalan yang ketat. Semua undangan yang menunggu berhari - hari hanya bisa melongo kecantikan dan keanggunan sang putri. Sang putri datang dengan gaun yang sangat indah. Bahannya dari kain sutera yang sangat halus.

Tidak lama kemudian, sang putri melangkah, lalu berhenti di onggokan batu, membelakangi laut lepas. Disitu Putri Mandalika berdiri kemudian ia menoleh kepada seluruh undangannya. Sang putri berbicara singkat, tetapi isinya padat, mengumumkan keputusannya dengan suara lantang dengan berseru : ??Wahai ayahanda dan ibunda serta semua pangeran dan rakyat negeri Tonjang Beru yang aku cintai. Hari ini aku telah menetapkan bahwa diriku untuk kamu semua. Aku tidak dapat memilih satu diantara pangeran. Karena ini takdir yang menghendaki agar aku menjadi Nyale yang dapat kalian nikmati bersama pada bulan dan tanggal saat munculnya Nyale di permukaan laut.??

Bersamaan dan berakhirnya kata - kata tersebut para pangeran pada bingung rakyat pun ikut bingung dan bertanya - tanya memikirkan kata - kata itu. Tanpa diduga - duga sang putri mencampakkan sesuatu di atas batu dan menceburkan diri ke dalam laut yang langsung di telan gelombang disertai dengan angin kencang, kilat dan petir yang menggelegar.

Tidak ada tanda - tanda sang putri ada di tempat itu. Pada saat mereka pada kebingungan muncullah binatang kecil yang jumlahnya sangat banyak yang kini disebut sebagai Nyale. Binatang itu berbentuk cacing laut. Dugaan mereka binatang itulah jelmaan dari sang putri. Lalu beramai - ramai mereka berlomba mengambil binatang itu sebanyak - banyaknya untuk dinikmati sebagai rasa cinta kasih dan pula sebagai santapan atau keperluan lainnya.
Itulah kisah Bau Nyale. Penangkapan Nyale menjadi tradisi turun - temurun di pulau Lombok. Pada saat acara Bau Nyale yang dilangsungkan pada masa sekarang ini, mereka sejak sore hari mereka yang akan menangkap Nyale berkumpul di pantai mengisi acara dengan peresean, membuat kemah dan mengisi acara malam dengan berbagai kesenian tradisional seperti Betandak (berbalas pantun), Bejambik (pemberian cendera mata kepada kekasih), serta Belancaran (pesiar dengan perahu). Dan tak ketinggalan pula, digelar drama kolosal Putri Mandalika di pantai Seger.
************
etiap tanggal duapuluh bulan kesepuluh dalam penanggalan Sasak atau lima hari setelah bulan purnama, menjelang fajar di pantai Seger Kabupaten Lombok Tengah selalu berlangsung acara menarik yang dikunjungi banyak orang termasuk wisatawan. Acara yang menarik itu bernama Bau Nyale. Bau dari bahasa Sasak artinya menangkap. Sedangkan Nyale, sejenis cacing laut yang hidup di lubang - lubang batu karang di bawah permukaan laut.

Penduduk setempat mempercayai Nyale memiliki tuah yang dapat mendatangkan kesejahteraan bagi yang menghargainya dan mudarat bagi orang yang meremehkannya.??Itulah yang berkembang selama ini,?? ujar Lalu Wirekarme yang pernah menjabat sebagai Kepala Sub Dinas Pemasaran Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah.

Tradisi menangkap Nyale (bahasa sasak Bau Nyale) dipercaya timbul akibat pengaruh keadaan alam dan pola kehidupan masyarakat tani yang mempunyai kepercayaan yang mendasar akan kebesaran Tuhan, menciptakan alam dengan segala isinya termasuk binatang sejenis Anelida yang disebut Nyale. Kemunculannya di pantai Lombok Selatan yang ditandai dengan keajaiban alam sebagai rahmat Tuhan atas makhluk ini.

Beberapa waktu sebelum Nyale keluar hujan turun deras dimalam hari diselingi kilat dan petir yang menggelegar disertai dengan tiupan angin yang sangat kencang. Diperkirakan pada hari keempat setelah purnama, malam menjelang Nyale hendak keluar, hujan menjadi reda, berganti dengan hujan rintik - rintik, suasana menjadi demikian tenang, pada dini hari Nyale mulai menampakkan diri bergulung - gulung bersama ombak yang gemuruh memecah pantai, dan secepat itu pula Nyale berangsur - angsur lenyap dari permukaan laut bersamaan dengan fajar menyingsing di ufuk timur.

Dalam kegiatan ini terlihat yang paling menonjol adalah fungsi solidaritas dan kebersamaan dalam kelompok masyarakat yang dapat terus dipertahankan karena ikut mendukung kelangsungan budaya tradisional.

Keajaiban Nyale bagi suku Sasak Lombok telah menimbulkan dongeng tentang kejadian yang tersebar hampir keseluruh lapisan masyarakat Lombok dan sekitarnya. Dongeng ini sangat menarik dengan cerita yang sangat romantis dan berkembang melalui penuturan orang - orang tua yang kemudian tersusun dalam naskah tentang legenda Nyale.
 

Presean Lombok

Presean adalah salah satu seni budaya suku sasak di Pulau Lombok. Budaya Presean adalah salah satu dari sekian banyaknya Budaya yang dimiliki oleh masyarakat Lombok, Peresean yang artinya pertarungan dengan menggunakan Rotan sepanjang 1 meter sebagai alat pukul dan Perisai sebagai alat pelindung untuk menangkis atau menghalau serangan atau pukulan pihak lawan.
Presean ini paling banyak  diadakan  pada bulan Agustus setiap tahunnya karena pada bulan ini bangsa Indonesia termasuk suku sasak pulau lombok sebagai bagian wilayah Republik Indonesia merayakan Proklamasi kemerdekaannya.  Nah untuk memeriahkan hari kemerdekaan banyak lomba atau festival adat atau budaya sasak lombok digelar termasuk seni budaya Presean ini.  Banyak wisatawan mancanegara yang datang untuk menyaksikan pegelaran presean ini.
Presean ini dilakukan bagi laki-laki  terutama pemuda suku sasak lombok untuk menguji nyali dan keberanian sebagai seorang pemuda yang memang suka bertarung (prese : bahasa sasak Lombok) atau para jagoan dari berbagai pelosok pulau lombok.

Aturan main dari presean ini adalah dua orang yang bertugas mencari pasangan petarung dari kerumunan penonton, satu orang wasit, dan sepasang petarung yang sudah sepakat bertarung sebelumnya.  Bila para petarung tidak ada yang mau mengalah atau sama kuat, maka pertarungan dihentikan oleh wasit setelah tiga atau empat ronde dengan hasil sama kuat atau seri.  Tetapi bila salah satu petarung mengalami luka atau berdarah maka wasit menyatakan petarung tersebut kalah pertarungan dihentikan, atau salah satu petarung menyerah  kalah sebelum dihentikan oleh wasit.
Presean ini diiringi dengan gamelan tradisional yang semakin menambah semangat para petarung memamerkan kekuatannya. Kemudian pertarungan dimulai dengan gaya lenggak-lenggok dari kedua Petarung (pepadu : bahasa sasak lombok) seirama dengan alat musik tradisional yang di mainkan oleh para penabuh, Petarung saling menghalau dan memukul lawan sampai salah satu dari mereka mengeluarkan darah karena karena terluka akbat sabetan rotan ataupun ada salah satu dari mereka yang menyerah.  Para petarung presean ini selain mengandalkan kekuatan fisik juga mengandalkan tekhnik, dan kekuatan supranatural agar lawan mudah dikalahkan, serta sportifitas dan persahabatan.
Jadi presean ini adalah budaya yang ada unsur kekerasannya tetapi masih tetap dilestarikan sebab melalui presean juga dijadikan ajang silaturrahmi, persahabatan dan sportifitas. Jadi setelah presean tidak ada dendam sama sekali antar para petarung. Jadi betul-betul sportifitas sangat dijunjung tinggi dan memang itulah philosofi budaya presean ini yaitu bukan mencari lawan tapi mencari kawan. Di dalam arena boleh bertempur tapi di luar arena jabat akrab.

Sondag 21 April 2013

Wisata Gunung Jae

Wisara Gunung Jae
Wisata ini berada di Kec. Sedau, desa Sedau, Dusun Gunung Jae,, kelebihan dari tempat wisata ini adanya bendungan besar yang mengelilingi area perwisataan, bendungan tersebut di manfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai tempat penambangan pasir, di ujung-ujung bendungan juga di kelilingi persawahan, nah karena ada persawahan tempat wisata ini terlihat seperti Rajaampat seperti yang ada di bali, pasilitas pendukung dari tempat ini ialah adanya tempat-tempat duduk yaitu berugak, disini sudah tersedia 3 berugak untuk wisatawan yang berkunjung ke Gunung Jae.
Dari tempat ini, kita juga bisa menikmati pemandangan Keagungan Gunung Rinjani, dimana kita bisa melihatnya dari jarak yang sangat jauh dan terlihat jelas. Tempat ini juga sering di pakai oleh para anak sekolah untuk tempat melaksanakan ekstrakulikuler di sekolah mereka seperti kemping dll.
Wisata Gunung Jae

Wisata Gunung Jae

Wisata Gunung Jae
 

Maandag 15 April 2013

Air Terjun Pelodos

Air Terjun Pelodos
Sudah lama saya tidak posting blog karena saya harus bekerja untuk menyelesaikan hal pribadi saya, nah sekarang aku datang kembali untuk berbagi pengalaman dengan pengunjung setia ke blog saya, atau praktis hmzz teman-teman blogger.
Nah sekarang aku riview sedikit tentang Air Terjun Pelodos, saya memperkenalkan sebuah desa terpencil di pulau Lombok, di mana desa itu bernama sangat khas dan unik yaitu tempos, awalnya saya pergi kesana, hanya untuk mengunjungi rumah teman lama saya waktu masih sekolah di MTs dulu. setelah lama kami ngobrol-ngobrol diberugak, saya dan adik saya ditawarin untuk mendaki gunung, untuk melihat Air Terjun Pelodos disana.
Selama kami di perjalanan kami beristirahat di beberapa tempat, pada peristirahatan pertama kami, kami sudah berada di punggung gunung Tempos, disana terdapat banyak sekali kera yang sedang berkeliaran.
Air terjun ini tidak terlalu banyak diketahui oleh semua orang, karena air terjun ini keberadaannya di balik gunung Desa Tempos.
Setelah kita puas bermain-main air, dan ada juga nih sobat, ada batu besar yang menjulang kea rah barat,, keberadaannya tidak jauh dari Air Terjun Pelodos, perjalanannya hanya membutuhkan waktu kurang lebih setengah jam.

Untuk sampai disana medan yang kita tempuh juga sulit tapi mudah, karena kita harus berjalan dari sekumpulan batu-batu yang licin.
Batu Besar

Air Terjun Pelodos

Air Terjun Pelodos

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More